Powered By Blogger

Cantik dan Si Blue on Saturday




Suara percikan hujan di luar sana membuatku semakin nyaman tergulung di dalam selimut yang hangat dan  susah untuk membuat keputusan “Go” or “Stay at my Home” tapi ini masalah “Janji” yang katanya adalah hutang. Berhubung nggak mau ngutang banyak sama Yang di atas “I decided to go”.
            Melangkah menuju pintu terasa sangat berat karena cuaca di luar sana sangat dingin. lagi- lagi ini masalah ”Amanah”  yang harus saya tunaikan. “If not today when will i go?”. Kemeja dengan warna beach dan jilbab senada ditambah sebuah jacket berwarna light grey dan sebuah tas Export berwarna hitam, tak lupa saya membawa sebuah kardus yang berukuran lumayan besar melengkapi  perjalanan saya hari ini. “Panti Asuhan Al- Kautsar” dan “Taman Baca sahabat Ilmu Jambi” destinasi saya hari ini. Untuk mengantarkan amanah seorang teman untuk adik- adik di Al- Kautsar tersebut dan Capacity Building bersama Mbak Rina di Taman baca tersebut.
            Tempat pertama yang harus dikunjungi “Panti Asuhan Al-Kautsar” karena sudah mengunjungi tempat tersebut minggu lalu, saya optimis “I still remember the way to go there”,  15 menit perjalanan dari rumah, saya sampai di Harizona, sejauh ini masih ingat dan saya melanjutkan perjalanan sekitar 10 menit “What the hell? Kok nggak nyampe2 di Al- Kautsar?” Owwwght..... I have chosen the wrong path! Kalo nggak salah ini jalan yag saya tempuh pas nyasar minggu kemaren (Hari pertama ke Al- Kautsar untuk pendampingan). “what should i do to get back to the right path?” Ya kembali ke belakang and try to remember the way to go there! Saya memutuskan kembali ke jalan raya dan kembali menelusuri lorong- lorong tersebut. Saya sempat bertanya kepada  empat orang warga setempat. Ibu yang pertama nggak tau lokasi Al- Kautsar, The second Mom just said “Al- Kautsar lurus aja ke atas”, the third Mom said “Aal- Kautsar di bawah” Bingungkan? Lorongnya itu nggak jelas mana kiri, kanan dll. Fortunetly the last Mom said “Lurus ke bawah ntar ada simpang empat, nah di simpang empat itu Al-Kautsar” jiaaaah ternyata saya udah di lorong Panti Asuhan Al-Kautsar, bedanya minggu kemaren saya masuk dari lorong yang atas while sekarang saya masuk dari lorong belakangnya.
            Kembali menenteng sebuah kardus saya disambut oleh adik- adik di Al- Kautsar yang bener- bener bikin dunia bersinar. Perasaan kalut saat nyasar tadi hilang seketika karena keceriaan adik- adik ini. Hanya beberapa menit di sini, saya pamit untuk ke Taman Baca SIJ karena sudah jam 3 lewat. Sesampaia di teras ternyata adik kecil saya Laila menyusul dari belakang dengan membawa secarik kertas yang telah digulung and she said “Its special for you my Sister and thanks for coming here J” . I am proud of adik- adik asuh ini karena mereka sangat respek terhadap kami. Semoga  kehadiran kami di Al- kautsar ini bisa menebar manfaat yang sebesar- besarnya untuk adik- adik ini.
Glad to Know you all (Adik- adik).
            Jam 15.15 WIB saya melanjutkan perjalanan menuju Taman Baca SIJ meski udah “Telat” ya lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali toh banyak sedikit saya akan mendapatkan ilmu di sana J (Semangat banget nih mau belajarnyulam sama Mbak Rina).
            Di depan Taman baca, belum sempat turun dari motor dari kejauhan terdengar suara yang nggak asing “Tiara” yang langsung menyusul keluar dan meminta saya untuk membeli snack untuk teman- teman yang belajar nyulam.
            Kami sempat bingung what should we buy? Dilema antara Qitela atau roti kering di minimarket? Sempat berhenti untuk membeli Qitela, berhubung tak ingin menunggu lama. We turn back to minimarket dan membeli beberapa kotak snack.
            Diperjalanan pulang si Blue (panggilan untuk Motor butut saya) mulai oleng. Jeng- jeng tepat disamping lapangan futsal kami berhenti dan alhasil ban belakang kempes sekempes- kempesnya. Kalut bin galau tentu saja karena dua cewek cantik harus dorong motor untuk mencari “Tambal ban terdekat” sempat nanya sama Ibu- ibu warung and Ibu tersebut bilang tambal Ban ada depan asrama Haji (waw jauh banget) terpaksa meminta tolong kepada salah seorang relawan untuk menjemput sncak + nyari tambal ban terdekat.
            How lucky we are ternyata motor mulai oleng tadi tepat di depan tambal BAN (yang tidak jauh dari alfamart) *keep positive thinking ama bapak bengkel*.
            Dengan modal 35 ribu itupun duit pinjaman dari si Tir, kami menghabiskan sabtu sore (anggap aja sekalian malam mingguan) di bengkel ini :’( benar- benar miris.