Powered By Blogger

"a letter for a broken soul"

Ingat kamu saat kita susah? Tiap airmata yang tercurah, tiap keringat usaha kita untuk bersama, tiap janji yang terucap lalu terikat? Kemana semua usaha kita itu? Tertiup angin perasaan sesaat. Terhempas oleh napsu yang tak mampu dikekang. Terbang dibawa emosi. Untuk kemudian menguap dan menghilang.

Aku benci kamu. Bahkan kini, saat suaramu semakin jauh dan cengkeraman sayangmu terlepas. Namun bayangmu, terus mengikuti meski terasa kabur kian hari. Ia ada dibelakangku saat aku bercermin. Ia menyuapiku saat aku makan. Ia duduk disampingku saat aku sibuk bekerja. Ia mengusap kepalaku saat aku letih. Ia ikut tersenyum saat aku memaksa tertawa meski semu. Ia menyeka airmataku saat aku terisak disudut kamar. Ia memelukku hangat saat tidurku terasa menggigil. Ia ada dihatiku. Dikepalaku. Didarahku. Dihidupku. Ia dimana-mana. Bayangmu dimana-mana.

Aku benci diriku. Ingin ku bunuh semua memori indah namun menyakitkan ini. Ingin ku buat amnesia diriku sendiri. Ingin ku teriakkan di telinga mu betapa menyesakkan sakit ini. Ingin ku hancurkan kepala bodoh ini yang isinya hanya kamu, kamu, kamu, dan kamu!

Tapi diam mu, diam mu semakin membunuhku. Perlahan. Sakit sekali. Jiwaku melayang. Kaku. Dan lalu mati.

0 komentar: