Powered By Blogger

Kesan pertama

                Sudah beberapa hari lampu ruangan tamu kosanku tidak menyala dikarenakan bola lampunya putus. Gelapnya malam kami hanya ditemani setitik cahaya dari sebatang lilin yang menyala. Yang emnjadi fikiran bukanlah masalah bola lampu yan putus itu tapi yang jadi kendala adalah “Bagaimana cara mengganti bola lampu itu?” “Dengan apa kita bisa mengganti bola lampu itu?”
                Beberapa hari telah berlalu, masalah lampu itupun belum terpecahkan. Sore itu salah satu kakak satu kosanku memintaku untuk mengantarnya ke tukang jahit yang tidak jauh dari rumahku. Di tempat tujuan, tepatnya di depan rumah tukang jahit itu kakak satu kosanku memanggil “kumbang.... kumbang” (*anggap saja kumbang). Aku tetap tidak peduli yang aku tau toh di situ rumah salah satu kawan sefakultasku. Tapi keesokan harinya kami kembali mendatangi rumah tukang jahit itu. Kakak sekosku kembali memanggil nama yang sama. Yang sangat mengejutkanku ternyata yang dipanggil Kakak sekosanku bukanlah kawan serumah teman sefakultasku melainkan tetangganya yang menjadi buah bibir semua teman- temanku.
                Ya dia tetanggaku, tetangga teman- temanku, idolaku dan juga idola teman- temanku. Setahun lamanya kami mencari dan mengamati identitas dan gerak- gerik “kumbang” kami hanya tau Dia satu kampus dengan kami namun berbeda fakultas dan fakultasny atepat berada di samping fakultasku. Hanya info itu yang kami dapatkan karena yang kami tau dia orangnya tertutup.
                Aku tercengang saat kakak sekosku memanggil namanya, sejenak aku terdiam dan menyiapkan diri untuk bertanya “Kakak kenal dia?” “Kenal koq, Dia tetangga and adek kelas kakak, keluarga kami juga udah saling kenal” Kaki rasanya sudah tidak menginjak bumi dan hati ini rasanya ingin berteriak keras agar seluruh dunia tahu apa yang selama ini di cari sudah kami temukan. Sepanjang perjalanan sampai beberapa hari setelah hari itu kami selalu membicarakan dia.
                Ide cemerlangpun terlintas dalam fikiran “menyelam sambil minum air” “Masang lampu sekalian kenalan”. Kakak sekosku meminta Dia untuk membantu kami memasang bola lampu rumah. Dia bersedia dan datang kerumah, namun naasnya saat dia punya waktu kami sedang tidak di rumah. Kamipun meminta di adatang keesokan malamnya. Ya, tepatnya malam ini, Dia datang dengan menggunakan Kaos hitam dan boxer bola karena dia akan sekalian bermain futsal.
                Dia memulai memasang lampu dengan bantuan sebuah motor sebagai pijakan karena kami tak mempunyai tangga ataupun kursi. Setelah proses pemasangan lampu suasana rumahpun terasa lebih hidup dan terang. Masya Allah...... Aku bisa menatap indah wajahnya walaupun agak sedikit malu untuk menatap matanya saat dia juga menatapku. Ini kuasamu ya Allah selama ini aku hany abisa memandanginya dari jauh, dari jendela kamarku saat dia lewat di depan rumahku. 
                Suasana belum mencair karena dia masih fokus berbicara dengan kakak sekosku, aku hanya menunduk dan diam sembari sesekali menatap wajahnya. Hanphone kakak sekosku berdering dan ternyata itu dari orang tuanya, dia keluar rumah dan duduk  di depan teras sambil menelpon orang tuanya itu. Dia duduk tepat di hadapanku walaupun dengan jarak yang sangat jauh, dari ujung ke ujung.
                Suasana mulai mencair saat dia mulai bertanya “Jurusan apa?” dan di lanjutkan dengan pertanyaan- pertanyaan lain. Masya Allah betapa terkejutnya aku. Bukannya hanya wajahnya yang tampan bak Nabi Yusuf yang terlahir di akhir zaman. Tapi akhlaknya begitu mulya, di usia yang masih sangat belia dia sudah memikirkan pertanggung jawaban untuk anak istrinya besok. Dia sudah memikirkan rencana kedepannya untuk membantu dua orang adiknya dan mengurus orang tuanya. Anggapanku selama ini salah, aku mengira dia orang yan sombong, cuek, dll. Tapi semuanya bertolak belakang.
                Andai dia yang menjadi imamku besok, tak bisa ku bayangkan betapa bahagianya aku menjalani hidup mencari ridho-Mu ya Allah.
                Semoga esok aku akan mendapatkan imam yang baik yang bisa menuntunku menuju surga-Mu ya Allah. Amin

0 komentar: