Packing, browsing tujuan perjalanan,
nge_list oleh- oleh yang mau di beli, pamit- pamitan sama keluarga dan kerabat
(minta duit sih tujuan utamanya). H-5 menjelang keberangkatan tentunya udah
pada siap semua kan? So pasti kecuali “Money” yang berlaku di negara tujuan
kita. Its time to go to “Money Changer” well semula saya mengira kalo mau nukar duit ya langsung tukar aja ke
Bank. Tapi kenyataannya nggak semudah and semulus yang saya fikir. Okeh sedikit
ulasan pengalaman saya “Hunting $ SGD dan Ringgit Malaysia”.
Rabu, 23 Januari 2013 kami
memutuskan untuk menukar mata uang rupiah ke mata uang “Dollar Singapura” dan “Ringgit
Malaysia” atau dalam bahasa bisnisnya “Forex” Merupakan singkatan dari Foreign
Exhange atau pertukaran mata uang asing. Kami sudah membuat janji sebelumnya,
bertemu di kampus jam 9 mengingat terlebih dahulu kami harus menyerahkan berkas
kuliah terlebih dahulu. Satu, dua, tiga dan empat well kami sudah berkumpul
dikampus dan akan sama- sama pergi ke Money Changer untuk menukar uang
tersebut. Eh tapi ada yang kurang kemaren kami berjanji lima orang yang akan
pergi. Who is not come yet right now? Uyeeaaaah satu diantara kawan kami belum
datang si Cici (nama disamarkan). Sibuk menghubungi si Cici ini, hampir
setengah jam menunggu barulah si Cici ini datang. Karena tidak ingin bosan
menunggu si Cici yang notabene bahannya belum clear, harus ke fotocopian-
sekretariat- ATM- baru bisa cau ke Money changer.
Untuk mengurangi rasa bored saat
menunggu, kami memutuskan menuju Bank Mandiri Unit depan kampus kami. Setelah
memarkir motor dengan baik kami melangkah menuju pintu masuk Bank tersebut.
Dari kejauhan nampak seorang Laki- laki berbadan tegap, baju putih celana dasar
hitam lengkap aksesoris( senjata) ya Satpam dan polisi yang menjaga Bank tersebut
“Selamat pagi ada yang bisa dibantu?” dengan ramahnya petugas Bank tersebut
menyapa kami. “Selamat pagi juga pak, kami mau menukar mata uang rupiah ke
Dollar Singapura danringgit pak” “Maaf sekali Dek, untuk membeli valuta asing
(valas) silakan datang langsung ke Mandiri cabang di JL JEND
A.YANI NO 18 TELANAI PURA JAMBI, yeaaah i know that! It is more popular with “Tikungan Broni”
(istilah Jambi, karena Jambi nggak kenal Jalan tapi dinamakan berdasarkan
lokasi atau tempat- tempat populer yang ada di kawasan sekitar situ).
Setelah keluar dari Mandiri
unit tersebut urusan si cici tak kunjung usai, saya dan Yanti memutuskan untuk
menunggu di Bakery yang berjarak 3 buah ruko dari bank tersebut. Sementara
Link-link dan Tata memutuskan untuk menunggu si Cici di depan fotocopyanyang
berada tepat di sebelah Bank tersebut.
*Di Bakrery*
Setelah menghabiskan beberapa potong roti, Saya
mendapatkan pesan singkat “Where are you? Cici has lost her key! Please help
her looking for it” Oh well kami langsung bergegas ke TKP.
*Di depan Fotocopyan*
Terlihat dari kejauhan wajah panik si Cici, Link-link dan Tata bahkan
bapak fotocopyan dan orang- orang sekitar juga ikut panik mencari kunci motor
tersebut.Setelah menggeledah sekitar fotocopyan dan seluruh bawaan si Cici,
mereka berarguumen “Mungkin kuncinya di bawa si abang yang juga mengcopy di
sini” “owwwght what should we do? We dont have any data about that boy”. Titik
cerah masih ada sisa fotocopyan abang tersebut berupa cover makalah yang
tertulis Nama, Nim dan fakultas. Soon kami semua mulai mencari di socmed (twitter
facebook dan bbm).
Menunggu hasil dari
pencarian tersebut, secara tidak sadar Si cici meraba saku jeansnya “its my key”
sontak berita tersebut mengagetkan kami. “How embarrassed we
are pas tau kunci yang bikin heboh se Mendalo itu ternyata ada di dalam saku jeans
cici. Lebih parah lagi kami sudah suuzan sama abang yang mengcopy bareng si
Cici dan bahkan sudah ada beberapa orang yang merespon kenal dengan orang yang
kami cari tersebut. “What should we say about this?” . “Malu menguras tenaga”
karena nggak mau nunjukin kesalahan ini. Salah satu dari kami mengajak sarapan
(lagi) untuk saya mengingat saya sudah sarapan di bakery sebelah tadi. Link-
Link mengajak makan di RM sebelah fotocopyan tersebut. We were waiting for
orders to come while talking about this emrassed experience”’.
Lets back to our planning before “Money
changer” perjalanan dilanjutkan menuju Bank mandiri Cabang yang terletak di
Tikungan broni. Dalam perjalanan kami terlebih dahulu mampir di Bank Indonesia
karena ingat pesan dari salah seorang teman yang camernya pejabat BI “BI itu
tempat nyetak duit, bukan untuk nukar duit” kami mengurungkan niat untuk masuk
di BI ini. Perjalanan dilanjutkan ke Bank Mandiri Cabang.
*Bank
Mandiri Cabang*
Seperti di Mandiri unit tadi satpam
dengan ramah bertanya dan kami menjelaskan panjang lebar maksud dan tujuan
kami. Alhasil setelah panjang lebar (luas dong) kami mendapat titik cerah “Mau nukar
dollar apa Mbak?” “$ SGD Pak” “Maaf Mbak di sini nggak bisa tukar $ SGD,
bisanya $ USA” rasanya itu seperti kejatuhan meteor. Keluar dari Bank tersebut
dan menuju parkir. Sedikit menggosip juga di parkiran dan bertemu lagi dengan
pak satpam yang ramah baik hati rajin menabung dan tidak sombong “Mbak- mabk
ini menggosip terus” Kami tertawa melihat Satpam yang bisa dikategorikan satpam
KEPO. Dan kami memutuskan untuk bertanya kepada satpam “Pak selain di mandiri
dimana lagi kami bisa menukar uang?” “Oh Di BI bisa tapi jadwal penukaran
selasa- kamis” Selasa itu kemaren, kamis itu besok and tanggal merah. Klo harus
nunggu selasa depan lagi ya nggak mungkin toh seninnya kita udah cau. “Di
Danamon, Cimbniaga, Bii, BCA, Bank Mutiara (dulu namanya Bank Century) juga
bisa dek” “Oke Thanks Bapak yang Kind hearted and mudah senyum ini”.
Perjalanan dilanjutkan dan sempat
terjebak hujan dan ini sama sekali nggak mengurangi semangat juang kami untuk
menukar duit. Lokasi bank yang kita tuju semuanya bertetanggaan, kecuali bank
mutiara.
Pemberhentian
pertama “Bii” seperti prosedur biasa Hanya ada Dollar Singapur tapi syarat
penukaran “Harus memiliki rekening tabungan Bii tersebut” well nyebrang ke bank
Danamond and CimbNiaga dan jawabannya sama “Harus memiliki rekening tabungan
bank bersangkutan”. Tapi ada pengakuan yang jujur bikin kami, saya khususnya
tersanjung banget. Percakapan dengan Pak Satpam Bank danamon yang mengira kami
masih SMA, oke dari segi ukuran fisik saya emang mungil- mungil gimana gitu.
Tapi nggak dipungkiri saya ini lumayan cantik (efek terlalu bersyukur).
*Bank Mutiara*
Di depan Bank Mutiara kami bertemu
dengan teman- teman lain yang udah lebih dulu udah masuk ke Bank tersebut. Di
Bank ini kasusnya berbeda lagi karena ringgit dan dollar singapura sedang
kosong. Tapi kalau mau ringgit masih bisa diusahakan oleh salah satu nasabah
Bank tersebut (Biro jasa0 tentu saja dengan harga yang lebih tinggi. Kurs
ringgit Rp.2.929,00,- / 1 ringgit, sementara di biro jasa tersebut harganya
dibandrol menjadi Rp.3500,00,- / 1 ringgit. Waw berapa untung yang di raut
bapak ini kalau kami menukar uang leawat bapak ini? Forgot it, pindah ke bank
lain aja dulu
*Bank
BCA
Setelah mengantri beberapa saat di Bank
BCA ini, tibalah giliran kami untuk melakukan transaksi. Tanpa banyak tanya
teller di Bank ini sudah tau maksud dan tujuan kami karena hampir semua teman-
teman melakukan transaksi di sini. Kami diminta menggabungkan transaksi kami
agar masing- masing kami tidak terkena biaya materai (karena penggabungan 5
orang transaktor jadi biaya materai 5000 di bagi 5 orang, Rp.1000/orang). Kami
menukar total $250 SGD dengan total kurs Rp.2.030.250,00,- Teller meminta tanda
pengenal saya berupa KTP, karena proses transaksi ini tergolong lama kami
sempat terlibat perbincangan tentang kegiatan kami di Sana nanti. Hampir 20
menit saya dan cici berdiri di depan teller dan kamipun diminta untuk duduk d
kursi tunggu. Beberapa puluh menit kemudian barulah kami di panggil dan jeng-
jeng Cuma dapet satu lembar $50 SGD yang menurut saya lebih mirip uang monopoli
0 komentar:
Posting Komentar